RSS

Perempuan Tua Berbaju Ungu




Entah dari arah mana datangnya, tiba tiba perempuan itu datang mendekatiku kemudian bertanya, "Mau kemana nduk?" kaget, ga kenal , "ke Kediri, mbah!"...."Ooooo...." 
Tubuh tua itu berbalut baju berwarna ungu. tas hitam kecil ditenteng dibahunya. Guratan lelah tampak jelas tergambar di wajahnya. Perempuan itu kemudian membeli 5 bungkus roti kecil, "buat oleh2 cucu di rumah" katanya kepada pedagang roti. Diliriknya aku dan tersenyum dianya padaku.
Sore itu, hujan rintik rintik, petir menggelegar semakin menambah sore mencekam...(lebay).
"Dari mana mbah?" tanyaku membuka pembicaraan kami di tengah dinginnya sore dan kebekuan hatiku.
" Dari pasar nduk, Alhamdulillah dagangan mbah laris hari ini, jadi pulang lebih enteng,gak bawa sisa dagangan."
Tak berapa lama yang aku tunggu tunggu datang...sebuah bis jurusan Trenggalek - Surabaya. naiklah aku..."Monggo mbah" akhir pembicaraan kami...Perempuan tua itupun mengangguk dan tersenyum.
Sepanjang perjalanan aku mencoba merenungkan diri, tak peduli pengamen, teman sebangku, ataupun lalu lalang pedagang.
Perempuan tua itu berbalut baju ungu..semagatnya terjerembab dalam tubuh tua, layu. Sungguh kehadiran perempuan tua berbaju ungu itu meruntuhkan seluruh kesombongan dalam diri. Aku yang masih muda ini, terlalu sering mengeluh, mengutuk, mencaci. Sering pula aku menyisakan persoalan dikantor, kbawa ke sepanjang perjalanan bahkan sampai ke rumah. akhirnya yang ada aku hanya diam seribu bahasa saat menunggu bis datang, tak menghiraukan lalu lalang, hilir mudik orang orang disekitarku. lalu memilih duduk di bangku bis yang masih kosong dan berharap tidak ada yang menyapaku ataupun mengajakku bicara selama perjalanan nanti. Melirik tajam dengan pandangan menusuk pada bapak bapak atau anak muda yang merokok tanpa memperdulikan akuatau sekitarnya terbatuk batuk karena asapnya. Tak jarang pula aku menegur mereka...peduli amat..ini juga hak saya, pikirku! Membayar bis tanpa memandang kondektur, pikirku; aku berikan uang pas berarti kondektur akan mengerti kemana tujuanku. Begitu turun, dan jemputan belum datang...wah tambah kutekuk mukaku menjadi lipatan lipatan emosi tertahan. Aku tak mau menunggu, naek becak aja...Di rumahlah aku bisa meluapkan segala rasa kesal, suamiku, bapak dan Ibuku setia sekali menampung segala muntahan rasa ini.
Dan sekali lagi perempuan tua berbaju ungu inilah, pikirku..untuk hari ini berhasil meruntuhkan kesombonganku. Tersadar betapa keluh kesahku tentang lelah yang aku rasa karena harus menempuh perjalanan lumayan jauh Kediri - Tulungagung di pagi hari dan Tulungagung - kediri di sorenya, keluh kesahku  karena tak ada yang aku kerjakan selama di kantor...dan aku bosan, pengen berhenti, mending menjadi ibu rumah tangga saja. Ataupun keluh kesahku tentang sistem kerja yang aneh menurutku, logika teman teman sekantor yang terbolak balik, masih menurutku juga, tingkah polah orang orang di kantor yang tidak bisa kuterima, juga tentang diriku yang tidak bisa dengan cepat menguasai butir demi butir peraturan/ Undang - undang kepemiluan.....arrrrggghhhh.
Sungguh tidak ada apa apanya dibandingkan Perempuan itu, meskipun tubuhnya menua tapi semangatnya yang tidak setua tubuhnya. Keikhlasannya menghadapi hidup, harapan yang begitu besar, serta senyumnya yang begitu murah, indah,menyejukkan.
Wahai Perempuan Tua berbaju ungu, entah dimanakah kau berada...doaku semoga daganganmu laris hari ini, esok dan esoknya lagi. Dan harapku kau doakan aku agar berhenti mengeluh, mewarisi semangatmu...Terima kasih.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

R. Widyaniarti mengatakan...

wadaaaahhh, ojok ngunu ta mbak. mbrebes mili aku :(

NH. Irani mengatakan...

gulung gulung ga? pake pendarahan dong biar seruuuu...:p

Posting Komentar